Jumat, 23 September 2011

masih ragu atau menentang ?




إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له .وأشهد أن لا إله إلا الله وحده .لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله

أما بعد

Sebelum Muslimin -Semoga Alloh Paring Barokah- Membaca Artikel Dibawah Ini, Perlu diperhatikan Beberapa Poin Penting Penjelasan Tentang: 
"Syahnya Penyampaian Ilmu Menurut Salafussholih" dan
"MANQUL, MUSNAD, MUTTASHIL DAN RO’YI/PENDAPAT"

 

 

Masih Ragu atau Menentang ?


Rasulullah saw berkata :

Bila tiga orang keluar dalam safar maka hendaklah mereka mengangkat salah seorang sebagai amir.” (Abu Dawud dan yang lainnya, Shahih Al Jami’ AshShaghir : 500).

Bila di antara keharusan keberhasilan safar yang para penempuhnya tidak lebih dari tiga orang adalah imarah, mendengar dan taat maka apalagi amal yang memiliki tujuan (membentuk) kehidupan Islamiyyah dalam tingkat umat dan penegakkan Khilafah rasyidah adalah lebih perlu akan jama’ah, imarah, mendengar dan taat, inilah makna yang diisyaratkan oleh sebagian ahlul ilmi :

Ibnu Taimiyyah berkata dalam Al Fatawa 28/390 :

Sesungguhnya anak-anak Adam tidak akan tegak mashlahat mereka kecuali dengan ijtima’ (berkumpul) untuk kebutuhan sebagian mereka kepada sebagian, dan saat berkumpul itu mereka mesti memiliki pemimpin, sehingga Nabi saw berkata : “Bila tiga orang keluar dalam perjalanan (safar) maka hendaklah mereka mengangkat salah seorangnya sebagai amir.”

Al Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah Ibnu ‘Amr, bahwa Nabi saw bersabda

 : “Tidak halal bagi tiga orang yang berada di tengah padang pasir dari bumi ini kecuali mereka mengangkat seseorang sebagai amir atas mereka.

 Beliau saw mewajibkan pengangkatan seseorang sebagai amir dalam perkumpulan yang sedikit yang sementara dalam perjalanan sebagai bentuk pengingatan dengan hal itu terhadap macam-macam perkumpulan yang lain, dan dikarenakan Allah ta’ala telah mewajibkan al amru bil ma’ruf wan nahyu ‘anil munkar, sedangkan hal itu tidak terealisasi kecuali dengan kekuatan dan imarah. Dan begitu juga hal-hal lain yang Dia wajibkan berupa jihad, keadilan, penegakkan haji, jum’at, ied dan pembelaan orang yang didzalimi, maka hal yang wajib adalah menjadikan imarah (kepemimpinan) sebagai dien dan qurbah (ibadah) yang dengannya ia mendekatkan diri kepada Allah, karena taqarrub kepada-Nya di dalamnya dengan ketaatan kepada Allah dan ketaatan kepada Rasul-Nya adalah tergolong qurbah yang paling utama.”

Asy Syaukaniy berkata dalam Nailul Authar 8/256 setelah beliau menuturkan hadits-hadits imarah dalam safar :

 “Di dalamnya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa disyari’atkan bagi setiap jumlah yang mencapai tiga orang lebih untuk mengangkat salah seorang mereka sebagai amir atas mereka, karena dalam hal itu terdapat keselamatan dari perselisihan yang menghantarkan kepada kehancuran. Bila tidak mengangkat amir maka setiap orang memaksakan pendapatnya dan melakukan apa yang selaras dengan hawa nafsunya sehingga mereka binasa semua. Dan bila ada amir maka perselisihan bisa diminimalkan dan pendapat menjadi satu. Bila hal ini disyari’atkan bagi tiga orang yang berada di tengah padang pasir atau mereka
musafir, maka pensyari’atannya bagi jumlah yang lebih besar yang tinggal di desa-desa dan kota-kota dan mereka membutuhkan (nya) untuk menolak kezaliman dan menyelisihkan perseteruan adalah lebih utama dan lebih layak.”

Ulama Nejed rh berkata :

Dan telah diketahui secara pasti dari dienul Islam bahwa tidak ada dien kecuali dengan jama’ah, tidak ada jama’ah kecuali dengan imamah, dan tidak ada imamah kecuali dengan mendengar dan taat,’

Dan tiga hal ini adalah saling mengharuskan, sebagiannya tidak sempurna dan tidak tegak tanpa yang lainnya. Dan dengannya tegaklah dien dan Islam dan dengannya bereslah (urusan) manusia dalam kehidupan mereka dan tempat kembali mereka. Bila terjadi penelantaran dan taqshir di dalamnya atau dalam sebagiannya maka terjadilah keburukan dan kerusakan sesuai dengan kadar taqshir itu, dan ini mesti. Dan begitulah kerusakan membesar, keburukan beruntun, masalah menjadi-jadi, ketertiban menjadi rusak, dan urusan-urusan dien manjadi tertinggal.


  Jadi kemana tujuan dakwah kalian  ????
Bila Rasulullah dan para imam salaf saja menerangkan sedemikina terang dan gambling. Maka apa yang kalian tunggu dan kalian perdebatkan lagi ??

0 komentar:

Posting Komentar