Selasa, 27 September 2011

Salafy Indon KW13 Dalam Memahami Al-Jama'ah Adalah Firqoh Dan Firqoh Adalah Jama'ah



 

 

  إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له .وأشهد أن لا إله إلا الله وحده .لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله

أما بعد


Sebelum Muslimin -Semoga Alloh Paring Barokah- Membaca Artikel Dibawah Ini, Perlu diperhatikan Beberapa Poin Penting Penjelasan Tentang: 
"Syahnya Penyampaian Ilmu Menurut Salafussholih" dan
"MANQUL, MUSNAD, MUTTASHIL DAN RO’YI/PENDAPAT"


Para Salafy Indon KW13 "Salafy Palsu" dalam propagandanya menyebarkan issu dan virus kebathilannya mengatakan bahwa yang telah Berjamaah adalah Firqoh dan mereka sendiri para Salafy Indon KW13 adalah salah satu Firqoh dianggapnya Berjamaah (baca bathil -pent).

MARI KITA SIMAK FAKTA-FAKTA WAJIBNYA UMAT ISLAM BERJAMAAH

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan wajibnya berjamaah dalam Kitab AS-SIYASAH AS-SYAR’IYYAH 

يجب أن يعرف أن ولاية أمر الناس من أعظم واجبات الدين، بل لا قيام للدين إلا بها، فإن بني آدم لا تتم مصلحتهم إلا بالاجتماع لحاجة بعضهم إلى بعض، ولا بد لهم عند الاجتماع من رأس، حتى قال النبي صلى الله عليه و سلم : إذا خرج ثلاثة في سفر فليؤمروا أحدهم. رواه أبو داود من حديث أبي سعيد وأبي هريرة

Wajib untuk diketahui bahwa “Pengurusan perkara manusia” termasuk lebih besarnya kewajiban-kewajiban agama, bahkan urusan agama tidak dapat ditegakkan melainkan dengannya, sesungguhnya anak Adam tidak akan sempurna kebaikan mereka melainkan dengan bersama-sama (berjamaah) karena sebagian mereka memerlukan sebagian yang lain, dan tidak boleh tidak untuk berjamaah harus ada pemimpinnya sehingga Nabi Saw bersabda; “Ketika tiga orang keluar di dalam safar (bepergian) maka hendaklah mereka menjadikan salah satu diantara mereka sebagai amir”. HR. Abu Dawud, dari Haditsnya Abu Said dan Abu Hurairah.

KETERANGAN 
Dari uraian di atas dapat kita fahami tegasnya pemahaman Syaikhul Islam bahwa; Berjamaah adalah termasuk perkara yg paling wajib di dalam agama, dan urusan agama tidak akan bisa berjalan dengan tanpa berjamaah, alasannya karena umat Islam sebagai anak Adam (manusia) adalah makhluk sosial yang saling memerlukan satu-sama lainnya. Selanjutnya dalam berjamaah wajib ada imamnya beliau berhujjah dg Hadits tiga orang bepergian saja harus mengangkat salah satunya menjadi amir apalagi yang jumlahnya lebih dari tiga dan tidak dalam bepergian.

وروى الإمام أحمد في المسند، عن عبد الله بن عمرو، أن النبي صلى الله عليه و سلم قال : لا يحل لثلاثة يكونوا بفلاة من الأرض إلا أمروا عليهم أحدهم. فأوجب صلى الله عليه و سلم تأمير الواحد في الاجتماع القليل العارض في السفر تنبيها بذلك على سائر أنواع الاجتماع.

Dan Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnadnya; Dari Abdillah bin Amru sesungguhnya Nabi Saw bersabda; Tidak halal bagi tiga orang yang berada di sebagian dari permukaan bumi kecuali jika mereka menjadikan salah satu mereka sebagai amir atas mereka. Maka Nabi Saw mewajibkan menjadikan satu orang sebagi amir di dalam jamaah yang sedikit yang dalam keadaan bepergian sebagai bukti demikian itu (wajibnya mengangkat berimam) atas seluruh keadaan berjamaah.

KETERANGAN
Selanjutnya Syaikhul Islam berhujjah pada Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal di dalam “Musnad Ahmad” Sabda Nabi; Tidak halal bagi tiga orang ….dst. yang penekanannya adalah; jumlah anggota jamaahnya sedikit dan dalam bepergian saja wajib mengangkat imam, itu sebagai bukti yang memperkuat bahwa segala bentuk berjamaah wajib ada imamnya.

ولأن الله تعالى أوجب الأمر بالمعروف والنهى عن المنكر، ولا تتم ذلك إلا بقوة وإمارة، وكذلك سائر ما أوجبه، من الجهاد، والعدل، وإقامة الحج، والجمع والأعياد، ونصر المظلوم، وإقامة الحدود، لا تتم إلا بالقوة والإمارة، ولهذا روى : أن السلطان ظل الله في الأرض. ويقال : ستون سنة من إمام جائر أصلح من ليلة بلا سلطان. والتجربة تبين ذلك

Dan sesungguhnya Allah Ta’ala mewajibkan Amar Ma’ruf Nahi Anil Mungkar, dan hal itu tidak akan sempurna kecuali dengan kekuasaan dan keamiran demikian pula dengan segala yang diwajibkan oleh Allah terdiri dari jihad, keadilan, menyelenggarakan haji, segala perayaaan, menolong orang yang teraniaya, menegakkan hudud itu semua tidak akan terlaksana melainkan dengan kekuasaan dan keamiran, oleh karenanya diriwayatkan (dalam Hadits); Sesungguhnya sulthan adalah naungan Allah di bumi, dan dikatakan; 60 tahun dari imam yang jair (sewenang-wenang) lebih baik daripada 1 malam dengan tanpa sulthan, dan pengalaman membuktikan demikian adanya.

KETERANGAN
Syaikhul Islam menjelaskan bahwa; kewajiban Amar Ma’ruf nahi anil Mungkar dan kewajiban-kewajiban agama yang lainnya tidak akan terselenggara dengan baik kecuali dengan berjamaah dengan dipimpin oleh imam, sehingga Nabi Saw mengibaratkan sulthan (imam) adalah sebagai naungan Allah di bumi, bahkan walupun selama 60 tahun di dalam jamaah ternyata imamnya jair atau zalim itu masih jauh lebih baik daripada 1 hari tdk mempunyai imam (tidak berjamaah). 

ولهذا كان السلف كالفضيل بن عياض و أحمد بن حنبل وغيرهما، يقولون : لو كان لنا دعوة مجابة لدعونا بها للسلطان.

Oleh karenanya ulama’ salaf seperti al-Fadhl bin Iyadh dan Ahmad bin Hambal serta yang lainnya mereka berkata; Seandainya kami punya doa mustajabah niscaya kami akan peruntukkan doa itu untuk sulthan.

KETERANGAN
Syaikhul Islam menjelaskan; Atas dasar pentingnya peranan imam di dalam jamaah sehingga para ulama salaf berkata; Seandainya kami punya do'a mustajabah niscaya kami akan peruntukkan do'a itu untuk mendo'akan kebaikan bagi sulthan (imam) yang tujuannya agar para imam tsb diberi ilham yang baik dan bisa memimpin jamaahnya dengan adil.

وقال النبي صلى الله عليه و سلم : إن الله يرضى لكم ثلاثة : أن تعبدوه ولا تشركوا به شيئا وأن تعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا وأن تناصحوا من ولاه الله أمركم. رواه مسلم. وقال : ثلاث لا يغل عليهم قلب مسلم : إخلاص العمل لله، ومناصحة ولاة الأمر، ولزوم جماعة المسلمين، فإن دعوتهم تحيط بهم من ورائهم. رواه أهل السنن. وفي الصحيح عنه أنه قال : الدين النصيحة الدين، النصيحة الدين النصيحة، قالوا : لمن يا رسول الله ؟ قال : لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم. الخ

Dan Nabi Saw, bersabda; Sesungguhnya Allah ridha pada kalian akan tiga perkara; Menyembah Allah dan tidak menyekutukannya, menetapi agama Allah dengan berjamaah dan tidak berfirqoh dan berbakti (taat) kepada orang (imam) yang diserahi (untuk mengurus) perkara kalian. HR. Muslim 

Dan Nabi bersabda; 3 perkara yang hati orang Islam tidak akan berkhianat darinya; ikhlas dalam beramal karena Allah, berbakti (taat) kepada pengatur (imam), dan menetapi jamaatul muslimin (berjamaah), sesungguhnya do'a mereka meliputi dari belakang mereka. Diriwayatkan oleh para imam ahli sunan (Hadits). 

Dan di dalam Hadits shohih dari Nabi beliau bersabda; Agama itu nasihat, Agama itu nasihat, mereka (sahabat) bertanya kepada siapa wahai Rasululullah ? beliau bersabda : kepada Allah, kepada kitabnya, kepada Rasulnya, dan kepada para imamnya orang-orang Islam dan umumnya mereka.

KETERANGAN
Dengan Hadits-hadits di atas Syaikhul Islam memperkuat bab wajibnya berjamaah seperti yang dijelaskan di atas. Diantaranya Hadits yang menegaskan bahwa Agama itu nasihat (yang maksudnya adalah berbakti) ketika ditanya oleh sahabat; kepada siapa (berbaktinya) ? beliau menjawab;

1. Kepada Allah; Dengan mengimaninya, menyembah hanya kepadaNya dengan tidak menyekutukanNya, mentaati perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.

2. Kepada kitabnya; Dengan mengimaninya (bahwa al-Qur’an adalah wahyu dari Allah), mempercayai cerita yg ada di dalamnya, mentaati perintah Allah dan menjauhi laranganNya yg terdapat di dalamnya.

3. Kepada Rasulnya; Dengan mengimani (kerasulan atau kenabian)nya, mentaati perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

4. Kepada para imam; Mentaati perintahnya dan menjauhi segala larangannya yang tidak maksiat sak pol kemampuan, menasehatinya dengan cara yang baik jika sang imam lupa atau salah.

5. Kepada umumnya orang Islam; Bersaudara (rukun kompak) lahir-bathin dengan mereka serta saling menasehati satu sama lainnya. Dst.

Sumber:
http://salafy-indon-kw13.blogspot.com/2011/09/kebathilan-salafy-indon-kw13-dalam.html

0 komentar:

Posting Komentar