إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له .وأشهد أن لا إله إلا الله وحده .لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
أما بعد
Sebelum Muslimin -Semoga Alloh Paring Barokah- Membaca Artikel Dibawah
Ini, Perlu diperhatikan Beberapa Poin Penting Penjelasan Tentang:
"Syahnya Penyampaian Ilmu Menurut Salafussholih" dan
"MANQUL, MUSNAD, MUTTASHIL DAN RO’YI/PENDAPAT"
"Syahnya Penyampaian Ilmu Menurut Salafussholih" dan
"MANQUL, MUSNAD, MUTTASHIL DAN RO’YI/PENDAPAT"
Para Salafy Indon KW13 "Salafy
Palsu" dalam propagandanya menyebarkan issu dan virus kebathilannya
mengatakan bahwa yang telah Berjamaah adalah Firqoh dan mereka sendiri
para Salafy Indon KW13 adalah salah satu Firqoh dianggapnya Berjamaah
(baca bathil -pent).
MARI KITA SIMAK FAKTA-FAKTA WAJIBNYA
UMAT ISLAM BERJAMAAH
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
menjelaskan wajibnya berjamaah dalam Kitab AS-SIYASAH AS-SYAR’IYYAH
يجب أن
يعرف
أن
ولاية
أمر
الناس
من
أعظم
واجبات
الدين،
بل
لا
قيام
للدين
إلا
بها،
فإن
بني
آدم
لا
تتم
مصلحتهم إلا
بالاجتماع لحاجة
بعضهم
إلى
بعض،
ولا
بد
لهم
عند
الاجتماع من
رأس،
حتى
قال
النبي
صلى
الله
عليه
و سلم : إذا خرج
ثلاثة
في
سفر
فليؤمروا أحدهم.
رواه
أبو
داود
من
حديث
أبي
سعيد
وأبي
هريرة
Wajib untuk diketahui bahwa
“Pengurusan perkara manusia” termasuk lebih besarnya kewajiban-kewajiban agama,
bahkan urusan agama tidak dapat ditegakkan melainkan dengannya, sesungguhnya
anak Adam tidak akan sempurna kebaikan mereka melainkan dengan bersama-sama
(berjamaah) karena sebagian mereka memerlukan sebagian yang lain, dan tidak
boleh tidak untuk berjamaah harus ada pemimpinnya sehingga Nabi Saw bersabda;
“Ketika tiga orang keluar di dalam safar (bepergian) maka hendaklah mereka
menjadikan salah satu diantara mereka sebagai amir”. HR. Abu Dawud, dari
Haditsnya Abu Said dan Abu Hurairah.
KETERANGAN
Dari
uraian di atas dapat kita fahami tegasnya pemahaman Syaikhul Islam bahwa;
Berjamaah adalah termasuk perkara yg paling wajib di dalam agama, dan urusan
agama tidak akan bisa berjalan dengan tanpa berjamaah, alasannya karena umat
Islam sebagai anak Adam (manusia) adalah makhluk sosial yang saling memerlukan
satu-sama lainnya. Selanjutnya dalam berjamaah wajib ada imamnya beliau
berhujjah dg Hadits tiga orang bepergian saja harus mengangkat salah satunya
menjadi amir apalagi yang jumlahnya lebih dari tiga dan tidak dalam bepergian.
وروى الإمام
أحمد
في
المسند، عن
عبد
الله
بن
عمرو،
أن
النبي
صلى
الله
عليه
و سلم قال : لا
يحل
لثلاثة
يكونوا
بفلاة
من
الأرض
إلا
أمروا
عليهم
أحدهم.
فأوجب
صلى
الله
عليه
و سلم تأمير الواحد
في
الاجتماع القليل
العارض
في
السفر
تنبيها
بذلك
على
سائر
أنواع
الاجتماع.
Dan Imam Ahmad meriwayatkan di dalam
Musnadnya; Dari Abdillah bin Amru sesungguhnya Nabi Saw bersabda; Tidak halal
bagi tiga orang yang berada di sebagian dari permukaan bumi kecuali jika mereka
menjadikan salah satu mereka sebagai amir atas mereka. Maka Nabi Saw mewajibkan
menjadikan satu orang sebagi amir di dalam jamaah yang sedikit yang dalam
keadaan bepergian sebagai bukti demikian itu (wajibnya mengangkat berimam) atas
seluruh keadaan berjamaah.
KETERANGAN
Selanjutnya
Syaikhul Islam berhujjah pada Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin
Hanbal di dalam “Musnad Ahmad” Sabda Nabi; Tidak halal bagi tiga orang ….dst.
yang penekanannya adalah; jumlah anggota jamaahnya sedikit dan dalam bepergian
saja wajib mengangkat imam, itu sebagai bukti yang memperkuat bahwa segala
bentuk berjamaah wajib ada imamnya.
ولأن الله
تعالى
أوجب
الأمر
بالمعروف والنهى
عن
المنكر، ولا
تتم
ذلك
إلا
بقوة
وإمارة، وكذلك
سائر
ما
أوجبه،
من
الجهاد، والعدل، وإقامة
الحج،
والجمع
والأعياد، ونصر
المظلوم، وإقامة
الحدود، لا
تتم
إلا
بالقوة
والإمارة، ولهذا
روى
: أن
السلطان ظل
الله
في
الأرض.
ويقال
: ستون
سنة
من
إمام
جائر
أصلح
من
ليلة
بلا
سلطان.
والتجربة تبين
ذلك.
Dan sesungguhnya Allah Ta’ala
mewajibkan Amar Ma’ruf Nahi Anil Mungkar, dan hal itu tidak akan sempurna
kecuali dengan kekuasaan dan keamiran demikian pula dengan segala yang
diwajibkan oleh Allah terdiri dari jihad, keadilan, menyelenggarakan haji,
segala perayaaan, menolong orang yang teraniaya, menegakkan hudud itu semua
tidak akan terlaksana melainkan dengan kekuasaan dan keamiran, oleh karenanya
diriwayatkan (dalam Hadits); Sesungguhnya sulthan adalah naungan Allah di bumi,
dan dikatakan; 60 tahun dari imam yang jair (sewenang-wenang) lebih baik
daripada 1 malam dengan tanpa sulthan, dan pengalaman membuktikan demikian
adanya.
KETERANGAN
Syaikhul
Islam menjelaskan bahwa; kewajiban Amar Ma’ruf nahi anil Mungkar dan
kewajiban-kewajiban agama yang lainnya tidak akan terselenggara dengan baik
kecuali dengan berjamaah dengan dipimpin oleh imam, sehingga Nabi Saw
mengibaratkan sulthan (imam) adalah sebagai naungan Allah di bumi, bahkan
walupun selama 60 tahun di dalam jamaah ternyata imamnya jair atau zalim itu
masih jauh lebih baik daripada 1 hari tdk mempunyai imam (tidak berjamaah).
ولهذا كان
السلف
كالفضيل بن
عياض
و أحمد بن حنبل
وغيرهما، يقولون
: لو
كان
لنا
دعوة
مجابة
لدعونا
بها
للسلطان.
Oleh karenanya ulama’ salaf seperti
al-Fadhl bin Iyadh dan Ahmad bin Hambal serta yang lainnya mereka berkata;
Seandainya kami punya doa mustajabah niscaya kami akan peruntukkan doa itu
untuk sulthan.
KETERANGAN
Syaikhul
Islam menjelaskan; Atas dasar pentingnya peranan imam di dalam jamaah sehingga
para ulama salaf berkata; Seandainya kami punya do'a mustajabah niscaya kami
akan peruntukkan do'a itu untuk mendo'akan kebaikan bagi sulthan (imam) yang
tujuannya agar para imam tsb diberi ilham yang baik dan bisa memimpin jamaahnya
dengan adil.
وقال النبي
صلى
الله
عليه
و سلم : إن الله
يرضى
لكم
ثلاثة
: أن
تعبدوه
ولا
تشركوا
به
شيئا
وأن
تعتصموا بحبل
الله
جميعا
ولا
تفرقوا
وأن
تناصحوا من
ولاه
الله
أمركم.
رواه
مسلم.
وقال
: ثلاث
لا
يغل
عليهم
قلب
مسلم
: إخلاص
العمل
لله،
ومناصحة ولاة
الأمر،
ولزوم
جماعة
المسلمين، فإن
دعوتهم
تحيط
بهم
من
ورائهم.
رواه
أهل
السنن.
وفي
الصحيح
عنه
أنه
قال
: الدين
النصيحة الدين،
النصيحة الدين
النصيحة، قالوا
: لمن
يا
رسول
الله
؟ قال : لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة
المسلمين وعامتهم. الخ
Dan Nabi Saw, bersabda; Sesungguhnya
Allah ridha pada kalian akan tiga perkara; Menyembah Allah dan tidak
menyekutukannya, menetapi agama Allah dengan berjamaah dan tidak berfirqoh dan
berbakti (taat) kepada orang (imam) yang diserahi (untuk mengurus) perkara
kalian. HR. Muslim
Dan Nabi bersabda; 3 perkara yang
hati orang Islam tidak akan berkhianat darinya; ikhlas dalam beramal karena
Allah, berbakti (taat) kepada pengatur (imam), dan menetapi jamaatul muslimin
(berjamaah), sesungguhnya do'a mereka meliputi dari belakang mereka.
Diriwayatkan oleh para imam ahli sunan (Hadits).
Dan di dalam Hadits shohih dari Nabi
beliau bersabda; Agama itu nasihat, Agama itu nasihat, mereka (sahabat)
bertanya kepada siapa wahai Rasululullah ? beliau bersabda : kepada Allah,
kepada kitabnya, kepada Rasulnya, dan kepada para imamnya orang-orang Islam dan
umumnya mereka.
KETERANGAN
Dengan Hadits-hadits
di atas Syaikhul Islam memperkuat bab wajibnya berjamaah seperti yang
dijelaskan di atas. Diantaranya Hadits yang menegaskan bahwa Agama itu nasihat
(yang maksudnya adalah berbakti) ketika ditanya oleh sahabat; kepada siapa
(berbaktinya) ? beliau menjawab;
1. Kepada Allah; Dengan mengimaninya, menyembah hanya kepadaNya dengan
tidak menyekutukanNya, mentaati perintahNya dan menjauhi segala laranganNya.
2. Kepada kitabnya; Dengan mengimaninya (bahwa al-Qur’an adalah wahyu dari
Allah), mempercayai cerita yg ada di dalamnya, mentaati perintah Allah dan
menjauhi laranganNya yg terdapat di dalamnya.
3. Kepada Rasulnya; Dengan mengimani (kerasulan atau kenabian)nya, mentaati
perintahnya dan menjauhi segala larangannya.
4. Kepada para imam; Mentaati perintahnya dan menjauhi segala larangannya yang
tidak maksiat sak pol kemampuan, menasehatinya dengan cara yang baik jika sang
imam lupa atau salah.
5. Kepada umumnya orang Islam; Bersaudara (rukun kompak) lahir-bathin dengan mereka serta
saling menasehati satu sama lainnya. Dst.
Sumber:
http://salafy-indon-kw13.blogspot.com/2011/09/kebathilan-salafy-indon-kw13-dalam.html
0 komentar:
Posting Komentar