H u k u m B e r-Q o r b a n
Sebelum Muslimin -Semoga Alloh Paring Barokah- Membaca Artikel Dibawah Ini, Perlu diperhatikan Beberapa Poin Penting Penjelasan Tentang:
"Syahnya Penyampaian Ilmu Menurut Salafussholih" dan
" MANQUL, MUSNAD, MUTTASHIL DAN RO’YI/PENDAPAT"
"Syahnya Penyampaian Ilmu Menurut Salafussholih" dan
" MANQUL, MUSNAD, MUTTASHIL DAN RO’YI/PENDAPAT"
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له .وأشهد أن لا إله إلا الله وحده .لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
أما بعد
Qorban adalah penyembelihan binatang ternak yang di laksanakan atas perintah Alloh pada hari-hari raya Iedul Adhha/Qurban.
Definisi
Udhhiyyah. Idhhiyyah, Dhahiyyah, Dhihiyyah, Adhhat, Idhhat dan Dhahiyyah Yaitu binatang yang disembelih dengan tujuan taqarrub (pendekatan) kepada Alloh pada hari Iedul Adhha sampai akhir hari-hari tasyriq. (lisanul Arab 19:211, mu'jam Al-Wasith 1:537)
1. Hukum Berqurban
Alloh -Subhanahu wa Ta'ala- mensyariatkan berqurban dalam firmanNya,
Alloh -Subhanahu wa Ta'ala- mensyariatkan berqurban dalam firmanNya,
artinya:
"Maka dirikanlah shalat karena Robbmu, dan berkorbanlah." (QS. 108: 2)
"Dan kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syi'ar Alloh." (QS 22: 36)
Hukumnya adalah sunnah muakkad, bagi yang mampu, sebagaimana hadits beliau riwayat Anas Radhiallaahu anhu, bahwa Nabi -Shollallohu alaihi wa salam- berkurban dua kambing yang bagus, bertanduk, beliau menyembelih keduanya sendiri dengan tangan beliau, menyebut nama (asma Alloh) [bissmillah] dan bertakbir. (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
Adapun orang yang menghukumi wajib dengan dasar hadits, artinya: "Siapa yang memiliki kemampuan namun tidak berkurban, maka jangan sekali-kali mendekati masjidku." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
[Hadits ini derajatnya dho'if dan tidak bisa dijadikan hujjah, karena ada perowinya yang dho'if yaitu Abdulloh bin Iyasy sebagaimana diterangkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i dan Ibnu Hazm (Ibnu Majah 2: 1044, Al-Muhalla 8:7).]
Imam Syafi'i berkata: Andaikan berkurban itu wajib maka tidaklah cukup bagi satu rumah kecuali mengurbankan setiap orang satu kambing atau untuk tujuh orang satu sapi, akan tetapi karena tidak berhukum wajib maka cukuplah bagi seorang yang mau berkurban jika menyebutkan nama keluarga pada kurbannya ... dan jika tidak menyebut-kannya pun tidak berarti meninggalkan kewajiban. (Al-Umm 2: 189).
Para sahabat kami berkata "Andaikan kurban itu wajib maka tidaklah gugur (kewajiban itu) jika kelewatan waktunya, kecuali dengan diganti (ditebus) seperti shalat berjamaah dan kewajiban lainnya, para ulama madhab Hanafi juga sepakat dengan kami (madhab Syafi'i) bahwa kurban tidak berhukum wajib (Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab: 8: 301)
"Dan kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syi'ar Alloh." (QS 22: 36)
Hukumnya adalah sunnah muakkad, bagi yang mampu, sebagaimana hadits beliau riwayat Anas Radhiallaahu anhu, bahwa Nabi -Shollallohu alaihi wa salam- berkurban dua kambing yang bagus, bertanduk, beliau menyembelih keduanya sendiri dengan tangan beliau, menyebut nama (asma Alloh) [bissmillah] dan bertakbir. (HR. Al-Bukhori dan Muslim).
Adapun orang yang menghukumi wajib dengan dasar hadits, artinya: "Siapa yang memiliki kemampuan namun tidak berkurban, maka jangan sekali-kali mendekati masjidku." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
[Hadits ini derajatnya dho'if dan tidak bisa dijadikan hujjah, karena ada perowinya yang dho'if yaitu Abdulloh bin Iyasy sebagaimana diterangkan oleh Abu Daud, An-Nasa'i dan Ibnu Hazm (Ibnu Majah 2: 1044, Al-Muhalla 8:7).]
Imam Syafi'i berkata: Andaikan berkurban itu wajib maka tidaklah cukup bagi satu rumah kecuali mengurbankan setiap orang satu kambing atau untuk tujuh orang satu sapi, akan tetapi karena tidak berhukum wajib maka cukuplah bagi seorang yang mau berkurban jika menyebutkan nama keluarga pada kurbannya ... dan jika tidak menyebut-kannya pun tidak berarti meninggalkan kewajiban. (Al-Umm 2: 189).
Para sahabat kami berkata "Andaikan kurban itu wajib maka tidaklah gugur (kewajiban itu) jika kelewatan waktunya, kecuali dengan diganti (ditebus) seperti shalat berjamaah dan kewajiban lainnya, para ulama madhab Hanafi juga sepakat dengan kami (madhab Syafi'i) bahwa kurban tidak berhukum wajib (Al-Majmu' Syarah Al-Muhadzdzab: 8: 301)
2. Binatang yang dikurbankan
Binatang yang akan dikurbankan hendaklah telah berumur: Unta 5 tahun, Sapi 2 tahun, kambing 1 tahun atau hampir 1 tahun, ulama madzhab Maliki dan Hanafi membolehkan kambing yang telah berumur 6 bulan asal gemuk dan sehat (Al-Mughni: 9:439) Ahkamu Adz Dzibah oleh Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris: 132).
Binatang yang dikurbankan adalah unta, sapi dan kambing karena firman Alloh -Subhanahu wa Ta'ala- :
"Supaya mereka menyebut nama Alloh terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Alloh kepada mereka." (Al-Hajj: 34)
Binatang yang akan dikurbankan hendaklah telah berumur: Unta 5 tahun, Sapi 2 tahun, kambing 1 tahun atau hampir 1 tahun, ulama madzhab Maliki dan Hanafi membolehkan kambing yang telah berumur 6 bulan asal gemuk dan sehat (Al-Mughni: 9:439) Ahkamu Adz Dzibah oleh Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris: 132).
Binatang yang dikurbankan adalah unta, sapi dan kambing karena firman Alloh -Subhanahu wa Ta'ala- :
"Supaya mereka menyebut nama Alloh terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Alloh kepada mereka." (Al-Hajj: 34)
Binatang itu harus sehat tidak memiliki cacat, sebab Rosululloh Shollallohu alaihi wasalam bersabda:
"Empat cacat yang tidak mencukupi dalam berqurban: Buta yang jelas, sakit yang nyata, pincang yang sampai kelihatan tulang rusuknya dan lumpuh / kurus yang tidak kunjung sembuh." (HR. At-Tirmidzi)
"Empat cacat yang tidak mencukupi dalam berqurban: Buta yang jelas, sakit yang nyata, pincang yang sampai kelihatan tulang rusuknya dan lumpuh / kurus yang tidak kunjung sembuh." (HR. At-Tirmidzi)
3. Waktu Penyembelihan
Setelah shalat Iedul Adhha usai, maka penyembelihan baru diizinkan dan berakhir saat tenggelam matahari hari tasyrik (13 Dzulhijjah) {Ibnu Katsir, 3/301}, karena Rosululloh Shollallohu alaihi wasalam besabda:
Setelah shalat Iedul Adhha usai, maka penyembelihan baru diizinkan dan berakhir saat tenggelam matahari hari tasyrik (13 Dzulhijjah) {Ibnu Katsir, 3/301}, karena Rosululloh Shollallohu alaihi wasalam besabda:
"Siapa yang menyembelih sebelum shalat (Ied) maka sesungguhnya ia menyembelih untuk dirinya sendiri, dan siapa menyembelih setelah shalat dan dua khutbah maka sungguh dia telah menyempurnakan kurbannya dan sesuai dengan sunnah." (disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim).
Kesunahan dalam berkurban:
* Menajamkan Pisau, Rosululloh -Shollallohu alaihi wasalam- bersabda, artinya: "Sesungghnya Alloh -Subhanahu wa Ta'ala- mewajibkan berbuat baik pada segala sesuatu, maka jika kalian membunuh, perbaikilah (berbuat baiklah) pembunuhan, jika kalian menyembelih perbaikilah penyembelih-an, haruslah seseorang mengasah mata pedangnya dan menyembelih dengan baik binatang sembelihan." [Riwayat Semakna dari HR. Al-Jamaah (الستة الكتاب) kecuali Al-Bukhari].
* Menyembunyikan pisau dari pandangan binatang, Ibnu Umar -Rodhiallaahu anhum- Berkata: Rosulullah -Shollallohu alaihi wasalam- menyuruh agar, mempertajam pedang dan menyembunyikan dari pandangan binatang (yang akan disembelih) (HR. Al-Hakim).
* Tidak membaringkan binatang sebelum siap alat dan sebagainya. Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu menceritakan bahwa sese-orang membaringkan kambing sedang dia masih mengasah pedangnya, maka Nabi -Shollallohu alaihi wasalam- bersabda, artinya: "Apakah kalian akan membunuhnya berkali-kali? mengapa tidak kalian asah pedang kalian sebelum membaringkannya!" (HR. Al-Hakim).
* Menjauhkan/menutupi penyembelihan dari binatang-binatang yang lain, sebab hal ini termasuk menyakiti dan menjauhkan rahmat. Umar bin Khotthob -Rodhiallaohu anhu- pernah memukul orang yang melakukannya (Mughni Al-Muhtar: 4/272)
* Memberi minum atau memperlakukannya sebaik-baiknya, Umar bin Khotthob -Rodhiallohu anhu- melihat orang menyeret binatang kurban pada kakinya ia berkata: "Celaka kalian ! tuntunlah ia menuju kematian dengan tuntunan yang baik."
* Menajamkan Pisau, Rosululloh -Shollallohu alaihi wasalam- bersabda, artinya: "Sesungghnya Alloh -Subhanahu wa Ta'ala- mewajibkan berbuat baik pada segala sesuatu, maka jika kalian membunuh, perbaikilah (berbuat baiklah) pembunuhan, jika kalian menyembelih perbaikilah penyembelih-an, haruslah seseorang mengasah mata pedangnya dan menyembelih dengan baik binatang sembelihan." [Riwayat Semakna dari HR. Al-Jamaah (الستة الكتاب) kecuali Al-Bukhari].
* Menyembunyikan pisau dari pandangan binatang, Ibnu Umar -Rodhiallaahu anhum- Berkata: Rosulullah -Shollallohu alaihi wasalam- menyuruh agar, mempertajam pedang dan menyembunyikan dari pandangan binatang (yang akan disembelih) (HR. Al-Hakim).
* Tidak membaringkan binatang sebelum siap alat dan sebagainya. Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu menceritakan bahwa sese-orang membaringkan kambing sedang dia masih mengasah pedangnya, maka Nabi -Shollallohu alaihi wasalam- bersabda, artinya: "Apakah kalian akan membunuhnya berkali-kali? mengapa tidak kalian asah pedang kalian sebelum membaringkannya!" (HR. Al-Hakim).
* Menjauhkan/menutupi penyembelihan dari binatang-binatang yang lain, sebab hal ini termasuk menyakiti dan menjauhkan rahmat. Umar bin Khotthob -Rodhiallaohu anhu- pernah memukul orang yang melakukannya (Mughni Al-Muhtar: 4/272)
* Memberi minum atau memperlakukannya sebaik-baiknya, Umar bin Khotthob -Rodhiallohu anhu- melihat orang menyeret binatang kurban pada kakinya ia berkata: "Celaka kalian ! tuntunlah ia menuju kematian dengan tuntunan yang baik."
Penyembelihan Kurban
Disunnahkan bagi yang bisa menyem-belih agar menyembelih sendiri. Adapun do'a yang dibaca saat menyembelih adalah:
"Ya Allah ini dari ……. (sebut nama orang yang berkurban atau yang berwasiat), bismillah wallahu akbar."
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam ketika menyembelih kurban seekor kambing, beliau membaca:
"Bismillah wallahu Akbar, Ya Allah ini dariku dan dari orang yang tidak bisa berkurban dari umatku."(HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
Sedang orang yang tidak bisa menyembelih sendiri hendaklah menyaksikan dan menghadirinya. [Catatan: Do’a Menggunakan Bahasa Arab, Sebagaimana Tuntunan Nabi Sholaullohu alaihi wassalam.]
Disunnahkan bagi yang bisa menyem-belih agar menyembelih sendiri. Adapun do'a yang dibaca saat menyembelih adalah:
"Ya Allah ini dari ……. (sebut nama orang yang berkurban atau yang berwasiat), bismillah wallahu akbar."
Sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam ketika menyembelih kurban seekor kambing, beliau membaca:
"Bismillah wallahu Akbar, Ya Allah ini dariku dan dari orang yang tidak bisa berkurban dari umatku."(HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi).
Sedang orang yang tidak bisa menyembelih sendiri hendaklah menyaksikan dan menghadirinya. [Catatan: Do’a Menggunakan Bahasa Arab, Sebagaimana Tuntunan Nabi Sholaullohu alaihi wassalam.]
4. Pembagian Kurban
Allah berfirman, artinya: "Maka makanlah sebagiannya (dan sebagian lagi) berikalah untuk dimakan orang-orang sengsara lagi fakir." (Al-Hajj: 28)
"Maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta." (Al-Hajj: 36).
Sebagian kaum salaf lebih menyukai membagi kurban menjadi tiga bagian: -sebagian untuk diri sendiri- sepertiga untuk hadiah orang-orang mampu dan sepertiga lagi shadaqah untuk fuqara. (Tafsir Ibnu Katsir, 3/300).
Allah berfirman, artinya: "Maka makanlah sebagiannya (dan sebagian lagi) berikalah untuk dimakan orang-orang sengsara lagi fakir." (Al-Hajj: 28)
"Maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta." (Al-Hajj: 36).
Sebagian kaum salaf lebih menyukai membagi kurban menjadi tiga bagian: -sebagian untuk diri sendiri- sepertiga untuk hadiah orang-orang mampu dan sepertiga lagi shadaqah untuk fuqara. (Tafsir Ibnu Katsir, 3/300).
5. Anjuran bagi pengorban
Bila seseorang ingin berkurban dan memasuki bulan Dzulhijjah maka baginya agar:
Tidak memotongi mengambil rambut, kuku, atau kulitnya sampai dia penyembelih binatangnya, karena hadits Ummu Salamah -Rodhiallohu anha-. bahwa Rosululloh -Shollallohu alaihi wasalam- bersabda, artinya: "Bila masuk hari-hari sepuluh Dzulhijjah sedang seseorang dari kalian hendak berkurban maka dia harus manjaga rambut dan kuku-kukunya." (HR. Ahmad dan Muslim)
Dalam satu lafadz lagi, artinya: "Maka janganlah dia memotong rambut dan kulit (kuku-kuku) sedikitpun sampai dia berkurban."
Jika seseorang niatberkurban pada pertengahan hari-hari sepuluh itu maka dia menahan hal itu sejak saat niatnya, dan dia tidak berdosa terhadap hal-hal yang terjadi pada saat-saat sebelum niat.
Bagi keluarga yang akan berkurban dibolehkan memotong rambut dari tubuh, kuku atau kulit mereka (sebab larangan ini hanya ditujukan bagi yang berkurban saja dan hanya sunnah untuk dijauhi). Sehingga bila ada kepentingan kesehatan maka boleh memotong.
Bila seseorang ingin berkurban dan memasuki bulan Dzulhijjah maka baginya agar:
Tidak memotongi mengambil rambut, kuku, atau kulitnya sampai dia penyembelih binatangnya, karena hadits Ummu Salamah -Rodhiallohu anha-. bahwa Rosululloh -Shollallohu alaihi wasalam- bersabda, artinya: "Bila masuk hari-hari sepuluh Dzulhijjah sedang seseorang dari kalian hendak berkurban maka dia harus manjaga rambut dan kuku-kukunya." (HR. Ahmad dan Muslim)
Dalam satu lafadz lagi, artinya: "Maka janganlah dia memotong rambut dan kulit (kuku-kuku) sedikitpun sampai dia berkurban."
Jika seseorang niatberkurban pada pertengahan hari-hari sepuluh itu maka dia menahan hal itu sejak saat niatnya, dan dia tidak berdosa terhadap hal-hal yang terjadi pada saat-saat sebelum niat.
Bagi keluarga yang akan berkurban dibolehkan memotong rambut dari tubuh, kuku atau kulit mereka (sebab larangan ini hanya ditujukan bagi yang berkurban saja dan hanya sunnah untuk dijauhi). Sehingga bila ada kepentingan kesehatan maka boleh memotong.
Hikmah Kurban
1. Menghidupkan sunnah Nabi Ibraohim yang taat dan tegar melaksanakan kurban atas perintah Alloh meskipun harus kehilangan putra satu-satunya yang didambakan (QS As-Shaf: 102-107)
2. Menegakkan syiar Dinul Islam dengan merayakan Iedul Adhha secara bersamaan dan saling tolong menolong dalam kebaikan(QS. 22: 36)
Rosululloh -Shallallahu alaihi wasalam- bersabda, artinya: "Hari-hari tasyrik adalah hari-hari makan, minum dan dzikir kepada Alloh Azza wajalla." (HR. Muslim dalam Maktashar No. 623)
Rosululloh -Shallallahu alaihi wasalam- bersabda, artinya: "Hari-hari tasyrik adalah hari-hari makan, minum dan dzikir kepada Alloh Azza wajalla." (HR. Muslim dalam Maktashar No. 623)
3. Bersyukur kepada Alloh atas nikmat-nikmatNya, maka mengalirkan darah binatang kurban ini termasuk syukur dan ketaatan dengan satu bentuk taqarrub yang khusus: (QS 22: AL-Hajj: 34)
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Alloh terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Alloh kepada mereka, maka Ilahmu ialah Ilah Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS. 22:34)
Di hari-hari itu juga sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal sholih, kebaikan dan kemasyarakatan, seperti bersilaturohmi, berkunjung sanak kerabat, menjaga diri dari rasa iri, dengki, mendongkol maupun amarah, hendaklah menjaga kebersihan hati, menyantuni fakir miskin, anak yatim, orang-orang yang terlilit kekurangan dan kesulitan.
Namun bagi orang yang akan bekurban tidak harus meniru orang yang sedang ihram sampai tidak: memakai minyak wangi, bersetubuh, bercumbu (suami istri), melangsungkan akad nikah, berburu binatang dll. Sebab yang demikian itu tidak ada tuntunan dari Rosululloh -Shollallohu alaihi wasalam-. Namun Hendaklah kita menegakkan syiar agama Alloh ini dengan amal sholih, amar ma'ruf dan nahi munkar dengan cara yang penuh hikmah, hendaklah setiap kita menggunakan kemampuan, keahlian, kedudukan dan segala nikmat Alloh dengan sesungguhnya bersyukur dalam menegakkan ajaran dan syiar Dienullah Islam.
Semoga Alloh -Subhanahu wa Ta'ala- senantiasa membimbing kita kepada cinta dan keridhoan-Nya dan Memberikan Aman, Selamat, Lancar, dan Barokah... Amin.
0 komentar:
Posting Komentar